Jualan Kue Ulang Tahun (5)
Kemarin pulang terapi mingguan di RS. Herbal Pusaka Alam, sambil istirahat saya iseng-iseng mengecek permintaan pesan di inbox Facebook. Dan ternyata ada pesan yang baru masuk sekitar 5 menit sebelumnya. Dia pesan kue ULTAH yang akan diambil jam 8 malam. Setelah saya pertimbangkan, akhirnya saya memutuskan untuk menerima pesanan tersebut.
Singkat cerita, menjelang pukul 4 sore kuenya sudah matang. Kali ini yang pesan mau kue ukuran 20 cm persegi yang tempo hari saya jual dengan harga Rp. 70.000,-. Alhamdulillah kuenya tidak menggunung lagi walau masih belum simetris karena posisi kompornya juga miring. Hati ini senang sekali melihatnya. Hhmmmm, bakalan cantik banget nih hasilnya, kata saya dalam hati.
Pukul 5 sore, saya menghias kuenya dengan cokelat cair. Setelah kuenya saya siram cokelat, saya lalu menambahkan Good Time 3 keping pada tiga sudut kue dan Chocolatos pada sisi yang satunya kemudian kuenya saya diamkan di kulkas. Sembari menunggu cokelatnya membeku, saya membuat krim untuk tulisannya.
Seusai salat Magrib, saya mengeluarkan kue dari kulkas untuk kemudian saya beri tulisan sesuai permintaan pelanggan. Tapi, saya perhatikan cokelat cairnya kok tidak mulus dan ada kuning-kuningnya ya? Hhhmmmm, sampai saat ini saya memang belum dapat komposisi cokelat cair yang pas, kadang kurang tebal, kadang tidak mengkilap, kadang retak setelah kering dan lain sebagainya. Tapi ini yang paling parah.
Saya pun dapat ide untuk menambahkan Good Time lagi pada bagian kue yang terlihat kekuningan. Setelah itu saya buat tulisannya kemudian saya ambil fotonya. Ternyata setelah dijepret, kuenya tidak terlihat di kamera HP saya. Waduh, gimana ini?
Saya lalu menambah coretan pada pinggiran kue agar bisa terlihat dalam kamera HP saya. Tapi setelah selesai, saya malah melihat kuenya jadi 'norak'. Aduh, aduh...., kenapa jadi begini ya? Pada saat kuenya sudah bagus, eh...., malah hiasannya yang tidak bagus. Ampun deh kalo begini. Serasa pengen marah, teriak dan aahhh..., apalah namanya.
Di tengah kegalauan itu, saya mengirim pesan beserta foto kue pada si pelanggan dan mengucapkan permohonan maaf karena kuenya tidak cantik. Beruntungnya yang punya kue terima saja tanpa ba, bi, bu, be, bo. Tapi saya tetap saja tidak enak hati sehingga kuenya saya hargai sangat miring. Saya jual hanya seharga modal saja sebagai permintaan maaf.
Hhhhuuuff..... Pagi ini saya terbangun masih dengan suasana hati yang kacau. Masih kepikiran sama kue yang tidak layak publikasi ini. Sempat terpikir untuk tidak menampilkannya di Dapur Ima, namun saya berpikir lagi bahwa saya harus menampilkannya agar suatu saat saya ingat bahwa saya pernah membuat kue yang tidak cantik seperti ini, heheheh.
Terimakasih Tuhan, lewat kejadian ini saya banyak belajar. Lain kali, jangan terima pesanan dadakan bila waktunya tidak memungkinkan karena segala sesuatu yang dikerjakan terburu-buru, hasilnya pasti tidak maksimal. OK???
Semoga hari ini saya bisa membuat Kue ULTAH ke 6 dengan lebih cantik dan yang pesan suka. Aamiin.
Semoga menginspirasi dan bermanfaat. 😍
tetap semangat... semakin banyak pesanan nanti semakin mahir..he he he sukses mba..
BalasHapusIya, mba Monic. Makasih 🙏
HapusAamiin. 😍