Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Ubi Rebus Keju

Gambar
Alhamdulillah pada hari ke-300 di tahun 2018 ini yang juga bertepatan dengan Hari Blogger Nasional, saya bisa kembali menyapa teman-teman pembaca Dapur Ima. Teman-teman sehat kan? Semoga hari ini kita semua sehat dan bahagia selalu. Selamat Hari Blogger Nasional. Semoga semua Blogger Indonesia semakin sukses dan semangat untuk tetap berbagi informasi atau cerita yang bermanfaat dan penuh inspirasi. Hari ini saya ingin berbagi foto ubi rebus yang tampilannya sedikit lebih berkelas daripada ubi rebus pada umumnya. Yah, bisa dibilang ubinya naik kelas karena bersanding dengan keju, hehehe. Selasa lalu, saya minta dibuatkan ini sama adik saya. Kebetulan ada beberapa ubi jalar di dapur yang menunggu dieksekusi dan juga masih ada keju sisa  Salad Buah Tanpa Mayonaise  yang saya posting Minggu lalu. Saya sudah sering melihat olahan kentang dicampur keju walaupun belum pernah merasakan rasanya seperti apa? Nah, karena di rumah yang tersedia adalah ubi jalar dan keju, jadi saya be

Salad Buah Tanpa Mayonaise

Gambar
Salad buah merupakan makanan yang paling mudah dibuat. Tinggal potong-potong buah, kemudian dicampur krimer kental manis dan mayonaise. Jadi deh. Ada juga yang mempercantik tampilannya dengan tambahan keju parut dan potongan buah anggur seperti salad yang saya buat hari ini. Meskipun salad umumnya menggunakan mayonaise, tapi salad perdana buatan saya ini tidak menggunakan mayonaise. Soalnya saya tidak suka mayonaise. Rasanya rada-rada asam gitu di lidah saya. Maklum, lidah saya kampungan seperti orangnya. Salad yang saya buat ini tidak saya buat sendiri. Tapi dibantu oleh adik saya, Icha. Dia yang belanja bahannya ke pasar dan dia juga yang bantu-bantu saya menyiapkan peralatannya. Terimakasih banyak ya, dinda, sudah bersedia saya repot kan untuk yang kesekian kalinya. Buah yang saya gunakan untuk salad cuma 3 macam, yaitu buah naga, apel dan anggur. Harusnya sih ada pepaya juga, tapi karena pepayanya sudah matang sementara saya sukanya pepaya mengkal, jadi pepayanya batal

Buroccong atau Buroncong

Gambar
Hai semuanya... Jumat lagi ternyata. Padahal saya sama sekali tidak membuat jadwal menulis khusus di hari Jumat. Meskipun foto Buroccong ini sudah saya abadikan sejak Rabu lalu. Sebenarnya, Buroccong ini hanya cadangan. Soalnya dari tampilan amat sangat biasa saja. Tapi karena sampai hari ini saya belum mengisi Dapur Ima dengan sesuatu, ya sudah, yang penting terisi saja. Duh! Lama-lama makin tidak berkualitas nih isinya Dapur Ima. Maafkan ya, teman-teman! Teman-teman sudah tahu apa itu  Buroccong  kan? Tahun lalu saya sudah pernah menampilkannya di Dapur Ima dengan bentuk yang berbeda dari Buroccong pada umumnya karena saya membuatnya menggunakan cetakan kue Cubit. Dari bentuknya, Buroccong ini mirip dengan kue Pancong atau kue Bandros. Tapi sebenarnya Buroccong dengan kue Pancong terbuat dari bahan yang berbeda. Kue Pancong terbuat dari tepung beras sedangkan Buroccong terbuat dari tepung terigu. Buroccong atau Buroncong dalam bahasa Bugis Makassar adalah salah satu ja

Mandar di Dapur dan Cerita Tentang Gempa

Gambar
Tulisan pertama di bulan Oktober. Itupun saya memaksa diri untuk bangun foto-foto karena sangat ingin menulis di Dapur Ima. Jumat lalu, saat mengetik tentang ubi, saya sudah tahu bahwa ada gempa di Donggala, Palu, Sulawesi Tengah. Tapi, saya sama sekali tidak menyangka bahwa akan ada gempa lagi yang berpusat di Sulawesi Tengah yang guncangannya terasa sampai di Limboro, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Saat azan berkumandang di beberapa masjid dekat rumah, tiba-tiba kami (saya, adik ipar saya, dan Zahra) merasakan rumah bergoyang. Kami pikir hal tersebut disebabkan langkah adik saya, Khalil, yang badannya memang gemuk dan selalu membuat rumah Mama bergoyang ketika ia berjalan. Namun saat goyangan tersebut tidak berhenti dan tidak ada orang yang sedang berjalan, kami lalu tersadar bahwa goyangan itu adalah gempa. Situasi mulai panik. Rumah semakin bergoyang, suara kayu berderit dan kami serasa diayun. Adik ipar saya, Icha, yang posisinya sedang berdiri di depan pintu k

Ubi Goreng atau Singkong Goreng

Gambar
Hai semua... Lama tak jumpa ya? Apa kabar nih? Semoga semua pembaca Dapur Ima sehat dan bahagia selalu. Saya lama tak mengisi Dapur Ima karena tidak punya bahan untuk ditulis. Mau berbagi resep belum bisa masak-masak. Mau berbagi info tentang makanan, minimal berbagi foto saja, tidak ada makanan yang bisa difoto. Beberapa kali pesan makanan yang dijual di Facebook, tapi rata-rata penjualnya tinggal di Majene dan wilayah pengantaran paling cuma sampai di Tinambung (jalan poros provinsi). Jadi, saya yang tinggal di Limboro tidak kebagian deh karena jaraknya terlalu jauh. Pernah juga, kakak saya, Adil, membawa roti bakar yang mengingatkan saya pada seseorang. Tapi, karena kakak saya pulangnya sudah malam, saya tidak bisa mengabadikan foto roti bakar tersebut karena kekurangan cahaya. Aduh! Bakalan berdebu nih Dapur Ima karena kelamaan ditinggal. Sebenarnya ada sih penjual makanan yang tinggalnya di Palece. Itu loh yang jualan  Pisang Peppe' . Tapi, rata-rata jualann

Roti Maros dan Kenangan

Gambar
Ada yang suka makan roti di sini? Kalau saya suka banget, apalagi buatan sendiri. Makannya bisa sampai puas, heheheh. Nah, berbicara tentang roti, salah satu roti yang dulu pernah populer di tahun 2000an dan sekarang sedang populer lagi, ini nama kerennya Roma atau Roti Maros. Dulu zaman SMA, setiap ada kerabat atau keluarga teman yang ke Makassar, oleh-olehnya pasti Roti Maros. Waktu saya kuliah di Makassar, saat pulang kampung (bila ada uang lebih) saya juga biasa beli Roti Maros untuk oleh-oleh keluarga di rumah. Waktu itu kemasan Roti Maros belum secantik sekarang. Dulu hanya dibungkus koran lalu dimasukkan ke dalam plastik putih. Lalu, beberapa tahun kemudian kemasannya dipercantik sedikit menggunakan mika. Sekarang, kemasannya sudah semakin cantik dan menarik serta lengkap dengan brand atau mereknya. Dulu, hanya orang-orang tertentu yang bisa menikmati Roti Maros. Tapi sekarang, Roti Maros sudah bisa dinikmati oleh semua orang. Tinggal buka Facebook, masuk ke grup d

3 Macam Olahan Pisang Khas Mandar

Gambar
Pisang adalah salah satu buah yang sangat sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ada pisang kepok (Loka Manurung), pisang raja (Loka Balambang), pisang Ambon (Loka Tira'), Pisang Mas (Loka-loka) dan masih banyak jenis pisang lainnya. Provinsi Sulawesi Barat, tepatnya di Kabupaten Polewali Mandar adalah salah satu Kabupaten yang memiliki banyak kebun pisang dan kelapa. Itu sebabnya banyak makanan Mandar yang dibuat menggunakan salah satu atau gabungan dari kedua bahan tersebut. Loka Sari  ðŸ‘Œ Sebut saja beberapa olahan pisang yang sudah sangat populer, yaitu kolak pisang, pisang goreng, pisang ijo, pisang epe' dan pisang peppe'. Juga olahan pisang yang sangat populer pada zaman dulu di Mandar dan mulai populer lagi di zaman sekarang, yaitu Loka Sari, Loka Sattai dan Loka Anjoroi (Loka Lambu'). Loka Sari adalah pisang yang direbus bersama air santan, gula pasir dan sedikit garam. Sementara Loka Sattai adalah pisang rebus yang diberi santan dan Loka A

Pisang Peppe'

Gambar
Kehadiran Facebook memang sangat membantu banyak orang. Orang yang tadinya tidak punya pekerjaan jadi punya pekerjaan. Salah satunya menjadi penjual aneka makanan dan minuman. Tak perlu tempat khusus untuk menjual agar dilihat oleh banyak orang. Kita cuma butuh HP dan paket internetan, setelah itu promosi deh jualan kita di Facebook. Salah satunya penjual Pisang Peppe' ini. Saya melihat jualan beliau di salah satu grup dagang. Dan karena beliau mencantumkan no. WA, saya bisa langsung menghubunginya. Resep dan tulisan terkait: Pisang Peppe'   Pisang Epe'   Beda Pisang Epe' dengan Pisang Peppe' Setelah tanya ini dan itu, akhirnya saya pun pesan Pisang Epe' dan Pisang Peppe'. Sebenarnya sih bisa bikin sendiri, tapi karena kondisi tidak memungkinkan, jadinya pesan aja dan tinggal duduk manis di rumah menunggu makanannya datang. Menurut saya pelayanan dari sang penjual ini sangatlah baik. Beliau jualan lewat Facebook, tapi untuk pemesan

Food Blogger Terbaik Indonesia 2018 Versi Dapur Ima

Gambar
Selamat datang September ceria. Semoga bulan ini menjadi bulan terbaik untuk kita semua, sehat, bahagia selalu dan semakin sukses. Mungkin tulisan semacam ini dianggap tidak penting bagi sebagian orang, tapi menurut saya ini penting bagi saya sebagai dokumen. Ini adalah tahun ketiga saya membuat tulisan seperti ini dan pada tahun ini yang berhak mendapatkan predikat sebagai Food Blogger terbaik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (persyaratan kali ini lebih masuk akal dibandingkan tahun lalu, heheheh): Blog tersebut adalah blog yang berisi resep makanan/minuman (tidak seperti Dapur Ima yang isinya gado-gado, heheheh), Blog tersebut diisi secara berkala oleh pemiliknya bukan sekali posting langsung banyak resep yang diposting. Blog tersebut memiliki tulisan/resep terbanyak terhitung sejak awal September 2017 sampai akhir Agustus 2018. Blog tersebut memiliki arsip yang memudahkan pembaca lain menghitung sendiri jumlah artikel yang telah terbit (biar saya ada yang kore

Bikang Mawar atau Kue Carabikang

Gambar
Hai pembaca Dapur Ima di seluruh Indonesia? Apa kabar hari ini? Semoga semuanya sehat dan bahagia selalu ya. Hari ini saya akan berbagi info tentang Bikang Mawar atau kue Carabikang yang merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia. Setahu saya, kue Bikang Mawar ini asalnya dari Jawa (mohon koreksinya kalau saya salah). Saya sampai setua ini belum pernah sekalipun melihat kue yang cantik dan berwarna-warni ini. Kalau lihat fotonya sih sudah sering, tapi melihat bentuk aslinya belum pernah sama sekali. Kue Bikang Mawar ini bahan utamanya adalah tepung beras, tepung terigu, gula pasir dan santan yang kemudian dimasak menggunakan cetakan khusus untuk Bikang. Setelah kuenya matang, pinggirnya dibagi menjadi 6 atau 8 bagian menggunakan gunting lalu ditarik hingga membentuk kelopak (sumber: Jajane Vivi ). Saya dapat foto kue Bikang Mawar ini dari seorang teman yang kenalnya lewat FP Dapur Ima. Hari ini tepatnya tadi pagi, beliau mulai jualan Bikang Mawar dengan menitipk

Tulilling Mandar

Gambar
Kali ini fotonya satu saja. Lagi kehabisan gaya, heheheh. Tulilling. Ada yang pernah mendengar kata atau benda yang bernama Tulilling? Tulilling adalah salah satu peralatan atau perlengkapan memasak. Terutama bagi yang memasak menggunakan kayu. Tulilling ini digunakan untuk meniup tumpukan kayu dalam tungku atau perapian agar kayu tersebut menyala saat kita memasak. Tulilling terbuat dari bambu yang dalam bahasa Mandar disebut dengan "tarring". Diameternya kurang lebih 2 cm dan panjangnya kurang lebih 50 cm. Tadi, setelah mengetik tiga paragraf di atas, saya dapat ide untuk berbagi foto Tulilling ini di grup masak Facebook Langsungenak dulu dan bertanya kepada anggota grup tentang Tulilling ini. Alhamdulillah dapat respon positif dan saya jadi tahu sebutan untuk Tulilling ini di daerah lain. Terimakasih banyak buat teman-teman di grup LE yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu. Semoga sehat, bahagia dan sukses selalu buat teman-teman. Tulilling ini d

Canggoreng Balu'

Gambar
Hai semuanya. Apa kabar hari ini? Semoga sehat dan bahagia selalu ya. Hari ini Dapur Ima kembali berbagi informasi tentang makanan yang merupakan salah satu makanan atau camilan kesukaan saya, yang dalam bahasa Mandar disebut Canggoreng Balu'. Canggoreng Balu' adalah salah satu makanan yang bahannya sangat sederhana, yaitu kacang tanah, gula merah dan air. Canggoreng Balu' ini dalam bahasa Jawa disebut Ampyang. Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Canggoreng Balu' berarti kacang yang dibalut gula merah. Sedangkan bila diartikan perkata, Canggoreng artinya kacang dan balu' artinya balut atau dibalut. Khusus paragraf ini, mohon dikoreksi bila saya salah. Di Makassar, Canggoreng Balu' yang disebut dengan nama Teng Teng/Tenteng ini merupakan oleh-oleh khas Malino. Sementara di Bugis, orang biasa menyebutnya dengan Baje Canggoreng (ada koreksi Baje' Canggoreng) dan di Toraja disebut dengan Bade' Kadong (terimakasih buat teman sa

Kue Kasippi

Gambar
Hari ini kan hari pasar dan kebetulan adik saya, Icha, pergi ke pasar belanja. Saya pun minta dibelikan Kasippi'. Soalnya sudah lama tidak makan Kasippi'. Berbicara tentang  Kasippi'  ini, sebenarnya penulisan yang benar yang mana ya? Kasippi (dibaca Kasippi') atau Kasippi'? Pembaca yang tahu tentang ini mohon koreksinya ya! Nah, ketika Icha sudah pulang dari pasar dan Zahra membawa Kasippi' ini ke kamar. Saya pun memperhatikan si Kasippi' di dalam kemasan. Wah! Ada dua bentuknya. Yang satu digulung sedangkan yang satu lagi berbentuk bundar kecil. Ada labelnya juga. Keren nih. Biasanya kue yang ada labelnya itu ada di toko-toko kue. Ada satu hal lagi yang menarik perhatian saya ketika membaca komposisi Kasippi' yang berbentuk bundar. Komposisinya adalah tepung terigu, gula merah dan mantega (mungkin maksudnya mentega atau margarin). Baru kali ini saya menemukan Kasippi' gula merah. Selama ini setahu saya Kasippi' itu dib

Enam Tahun Dapur Ima

Gambar
Terimakasih banyak buat yang membuat ini Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Hari ini, Minggu, 12 Agustus adalah hari yang sama saat Dapur Ima dibuat tahun 2012 lalu. Itu artinya hari ini adalah Enam Tahun Dapur Ima. Terimakasih Tuhan karena sampai saat ini Engkau masih mengizinkan diriku berbagi sesuatu yang saya tahu di sini. Meskipun mungkin yang saya bagikan di sini itu jauh dari kata menginspirasi atau bermanfaat. Terimakasih buat Kakakku yang baik hati dan Mama yang selalu mendukung kegiatan saya ini. Terimakasih buat teman-teman blogger yang sudah sering berkunjung dan berkomentar di sini juga buat semua pembaca Dapur Ima di manapun Anda berada. Saya mohon koreksi dan saran dari semua pembaca dan teman-teman Blogger, agar saya bisa memperbaiki kualitas blog sederhana ini. Terimakasih banyak sebelumnya. Salam, Dapur Ima

Ranggina Mandar

Gambar
Fotonya gelap. Jadi tidak jelas ini gambar apa? Beberapa saat yang lalu, Mama baru saja membuat Ranggina. Asyiiik! Saya dapat bahan buat ngeblog lagi. Tinggal jeprat-jepret dan menulis. Jadi deh. Terimakasih, Mama. Ranggina ini mirip dengan Rengginang. Bedanya, Ranggina yang ini tidak dibentuk atau dicetak dan bercita rasa manis. Ranggina ini dibuat dari beras ketan yang sudah dimasak kemudian dikeringkan, lalu digoreng dan dicampur dengan gula merah. Ada dua macam Ranggina yang sering saya temui di sini. Yang pertama Ranggina seperti yang saya tampilkan ini dan yang kedua Ranggina yang dicetak kemudian dipotong-potong kecil. Ranggina cetak ini bisa kita jumpai di pasar. Menurut saya, Ranggina yang dicetak dari segi tampilan lebih rapi, tapi butuh sedikit perjuangan untuk menggigitnya karena agak keras. Sedangkan Ranggina yang saya tampilkan fotonya di sini, berbentuk gumpalan kecil sehingga cara menikmatinya seperti makan kacang goreng, diambil satu-satu. Pembaca Dapur