Roti Bolu Pisang Hias Cokelat
Selasa kemarin, waktu saya lagi asyik menghitung jumlah tulisan di blognya mba Diah, Mama datang dan bertanya resep roti bolu pisang. Setelah saya jelaskan panjang lebar, saya berpikir untuk membantu Mama saja membuatnya.
Saya pun beranjak dari tempat tidur dan masuk dapur untuk membantu Mama membuat roti bolu pisang tersebut. Saya meminta Mama menyiapkan alat, bahan-bahan dan menghaluskan pisangnya terlebih dahulu, lalu saya mencampur adonannya kemudian meminta Mama untuk mengaduknya karena perut saya terasa sakit lagi beberapa hari belakangan ini.
Setelah menuang adonan ke dalam loyang, adonan didiamkan dulu selama satu jam. Saat adonan didiamkan, saya kembali istirahat lalu bangun lagi satu jam kemudian untuk memanggang dan mengukusnya.
Saat kedua roti bolu telah matang, saya lalu menyiapkan bahan untuk menghias kue tersebut karena kuenya terlalu polos, padahal mau disajikan kepada tukang yang sedang membuat kamar mandi di rumah Mama. Entah kenapa saya berpikiran untuk melelehkan cokelat di dalam oven. Saya tunggu beberapa saat, cokelatnya malah menggumpal. Saya keluarkan cokelat tersebut dan saya tim seperti biasa, tapi tetap saja tidak mau meleleh. Akhirnya saya campur air deh. Hmm..., ini pengaruh cokelatnya (kebetulan bukan merk yang selalu saya gunakan) atau karena saya oven ya? Sepertinya sih, gegera saya oven deh. Mau yang praktis akhirnya dapat hasil yang mengecewakan. 😕
Jadi, jangan bilang hiasan cokelat di atas roti bolu dalam foto ini mirip kotoran cacing seperti kata kakak saya, Adil, karena rasanya tetap enak. Membela diri, heheheh.
Kali ini saya tidak berbagi resepnya karena ini saya buat mengikuti jumlah pisang yang Mama haluskan. Berhubung jumlahnya kebanyakan, saya pun mengurangi jumlah air yang saya gunakan. Bagi teman-teman yang ingin mengintip resep serupa, silakan klik judul-judul berikut ya...
Foto roti bolu pisangnya seadanya saja karena saya belum kuat untuk berjalan ke sana ke mari menyiapkan ini dan itu meskipun hanya sehelai serbet. Ah, biasanya juga gitu kaliii, heheheh. Pembaca mah udah tahu kalau Dapur Ima bukanlah tempat untuk cuci mata melihat foto-foto aduhai seperti foto-foto di blog mba Monic, mba Endang, mba Vivi dan food blogger keren lainnya. Iya kan?
Oh iya, mau ngasih keterangan dikit. Kue yang bundar dikukus sedangkan yang persegi di panggang. Yang dipanggang tidak ada fotonya setelah dipotong karena baru dipotong-potong kemarin dan kejunya sudah kering.
Nah, demikian tulisan saya kali ini, semoga bermanfaat.
Salam,
Dapur Ima
Fotonya bagusss kok, jernih. Bolunya juga kelihatan lembuuuut banget Mba Ima, pasti enak buat sarapan pagi sama kopi. Sssip markusip. ^_^
BalasHapusAh, mba Endang bisa aja memujinya. Biasa begitu kok dan tidak bisa dibandingkan dengan foto karya mba Endang.
HapusIya, mba, cocok buat sarapan pagi sambil minum kopi atau teh. 😃
Cakeeeep cakenya mba....yuk dipotong!
BalasHapusMakasih, mba Rini udah bilang kue ini cakep.
HapusYuk, yuk! 😃
Roti bolu pisangnya menggoda, dua2nya yg kukus dan panggang, jadi pengen ikutan buat lg, tapi blm bisa bebuatan kue2 dulu, ntar kl sudah sudah di batam baru deh..he2
BalasHapusEh mba Ima, coklat hiasnya bagus2 aja kok, ga mirip kotoran cacing. Kakak Adilnya mba Ima bisaan euy kasih komentar begitu he he he
Ah masa sih, mba? Bisa aja deh memujinya.
HapusIya, kangen nih sama posting terbaru MSK. Semoga Ibu mba Monic lekas sembuh, trus bisa balik ke Batam dan bebikinan lagi di dapur.
Hahahah..., iya, mba. Dia emang suka gitu. Tapi emang mirip sih, apalagi kalau dibuat melingkar, hihihi