Loka-loka (Pisang Mas)


Hari ini saya hanya berbagi foto pisang mas, yang dalam bahasa Mandar disebut dengan 'loka-loka'. Kemarin pagi, kakak sepupu saya, Sardi, datang membawa pisang mas dari Lembang-lembang. Katanya loka-loka ini hasil kebun di samping rumah tante Adari. Alhamdulillah dapat rezeki pagi-pagi. Terimakasih tante Adari dan kak Sardi atas kiriman pisangnya.


Nah, ketika melihat pisang mas yang sebagian besar sudah matang tersebut, saya langsung dapat ide untuk mengabadikan fotonya dan menampilkannya di sini. Tapi akhirnya saya bingung sendiri mau menulis apa tentang pisang mas ini. Dari tadi sudah ketik ini dan itu panjang lebar lalu saya hapus lagi karena rangkaian kalimatnya membuat saya sendiri bingung membacanya. Ya sudah, tulisan kali ini sampai di sini saja, daripada jadi tambah bingung dan tidak nyambung, heheheh.



Semoga bermanfaat.

Salam,
Dapur Ima

Komentar

  1. Loka-loka dari lembang-lembang, nama-namanya unik:) Saya suka makan pisang mas ini sebagai pengganjal lapar kalau belum sempat makan, mbak. Lumayan kenyang, mbak Ima:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heheheh..., iya, mba Eva.
      Sama, mba. Saya juga suka makan pisang apa saja sebagai pengganti camilan. Kalo pisang ambon, sarapan 2 buah saja sudah sangat kenyang, heheheh...

      Hapus
  2. Ohh...ternyata pisang mas beda daerah beda namanya yess...

    RINI

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mba. Kalo di Medan, pisang mas disebut dengan apa, mba Rini?

      Hapus
  3. wah enak yang dapat pisang gratis he he he..

    pisang mas ini kalau sudah mateng agak susah dibuka ya kulitnya, jadinya di rumah tidak begitu doyan pisang mas, padahal enak sih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mba Monic. Dapat gratisan makanan kesukaan itu rasanya seneng banget, hihihih.

      Iya ya, mba. Kalo dah mateng kulitnya jadi semakin tipis, makanya susah dibuka.

      Hapus
  4. Di Medan pisang mas jg mba...
    BTW kok makin susah komen di blog mba Ima. Aq heran knp pas mo komen di sini malah turun sinyalnya...dr kmrn aq berkali2 coba loohh...




    RINI

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oohh..., kirain punya nama sendiri dalam bahasa daerah seperti di sini, mba.

      Waduh, kok bisa gitu ya, mba? Kurang tahu juga mengapa bisa seperti itu.

      Mba Rini coba deh buat akun google plus, InsyaAllah komentarnya jadi lancar jaya seperti kata mba Monic.

      Hapus

Posting Komentar

Terimakasih banyak telah berkunjung dan membaca tulisan di Dapur Ima, semoga bermanfaat. Khusus bagi komentar yang tidak sesuai dengan topik, mohon maaf karena saya akan menghapusnya.

Paling Banyak Dibaca

Baking Powder dan Baking Soda