Loka-loka (Pisang Mas)
Hari ini saya hanya berbagi foto pisang mas, yang dalam bahasa Mandar disebut dengan 'loka-loka'. Kemarin pagi, kakak sepupu saya, Sardi, datang membawa pisang mas dari Lembang-lembang. Katanya loka-loka ini hasil kebun di samping rumah tante Adari. Alhamdulillah dapat rezeki pagi-pagi. Terimakasih tante Adari dan kak Sardi atas kiriman pisangnya.
Nah, ketika melihat pisang mas yang sebagian besar sudah matang tersebut, saya langsung dapat ide untuk mengabadikan fotonya dan menampilkannya di sini. Tapi akhirnya saya bingung sendiri mau menulis apa tentang pisang mas ini. Dari tadi sudah ketik ini dan itu panjang lebar lalu saya hapus lagi karena rangkaian kalimatnya membuat saya sendiri bingung membacanya. Ya sudah, tulisan kali ini sampai di sini saja, daripada jadi tambah bingung dan tidak nyambung, heheheh.
Semoga bermanfaat.
Salam,
Dapur Ima
Loka-loka dari lembang-lembang, nama-namanya unik:) Saya suka makan pisang mas ini sebagai pengganjal lapar kalau belum sempat makan, mbak. Lumayan kenyang, mbak Ima:)
BalasHapusHeheheh..., iya, mba Eva.
HapusSama, mba. Saya juga suka makan pisang apa saja sebagai pengganti camilan. Kalo pisang ambon, sarapan 2 buah saja sudah sangat kenyang, heheheh...
Ohh...ternyata pisang mas beda daerah beda namanya yess...
BalasHapusRINI
Iya, mba. Kalo di Medan, pisang mas disebut dengan apa, mba Rini?
Hapuswah enak yang dapat pisang gratis he he he..
BalasHapuspisang mas ini kalau sudah mateng agak susah dibuka ya kulitnya, jadinya di rumah tidak begitu doyan pisang mas, padahal enak sih..
Iya, mba Monic. Dapat gratisan makanan kesukaan itu rasanya seneng banget, hihihih.
HapusIya ya, mba. Kalo dah mateng kulitnya jadi semakin tipis, makanya susah dibuka.
Di Medan pisang mas jg mba...
BalasHapusBTW kok makin susah komen di blog mba Ima. Aq heran knp pas mo komen di sini malah turun sinyalnya...dr kmrn aq berkali2 coba loohh...
RINI
Oohh..., kirain punya nama sendiri dalam bahasa daerah seperti di sini, mba.
HapusWaduh, kok bisa gitu ya, mba? Kurang tahu juga mengapa bisa seperti itu.
Mba Rini coba deh buat akun google plus, InsyaAllah komentarnya jadi lancar jaya seperti kata mba Monic.