Kue Labu Kuning

Kemarin saya libur jualan karena ingin istirahat dulu. Tiga hari berturut-turut membuat Pizza ternyata membuat perut saya nyeri lagi. Khawatir akan bertambah parah bila saya jualan lagi, akhirnya saya libur jualan dulu.


Libur jualan ternyata tidak bisa membuat saya berdiam diri saja di kamar. Apalagi saya teringat pada labu kuning yang saya beli untuk dibuat Serabi, Senin lalu. Bila labunya dibiarkan begitu saja, pasti akan membusuk. Itu sebabnya saya ke dapur lagi dan beraksi, heheheh.

Ternyata eh ternyata, persediaan gula merah sudah habis dan gula merah cair yang saya buat tempo hari juga tinggal sedikit karena hampir tiap hari bikin Pisang Epe'. Mau buat roti labu, lagi malas juga. Akhirnya si labu kuning itu saya buat sebagai bahan percobaan saya yang kemudian saya beri nama Kue Labu Kuning.

Saya pun mempersiapkan segala sesuatu untuk membuat kue. Labu yang telah direbus dan saya haluskan itu kemudian saya timbang dan hasilnya pas 300 gr, tidak kurang tidak lebih. Selanjutnya saya beri gula sebanyak 50 gr dulu dan terigu sebanyak 100 gr. Sementara mengaduk adonan, ponakan saya, Zahra datang menagih saya minta dibuatkan baling-baling. Saya lalu jawab nanti sehabis bikin kue baru saya buatkan.

Cerita sedikit tentang Zahra ya. Anak ini mirip saya waktu kecil. Kalau Ibu, Tante atau Nenek sedang membuat sesuatu di dapur terutama kue, pasti saya ikutan melihatnya dan sangat suka bila dilibatkan dalam prosesnya. Nah, Zahra juga seperti itu. Ketika Ibunya, saya atau Mama sedang bebikinan di dapur, dia akan duduk di dekat kita dan ingin ikut serta membuat kue. Semoga saat besar nanti kamu jago bikin kue ya, nak.

Lanjut ke proses pembuatan kue. Berhubung ditemani si cantik Zahra yang terus menerus bercerita sambil sesekali bertanya, saya akhirnya jadi lupa menambahkan terigu berapa kali. Sehingga resep kue ini tidak bisa saya tampilkan di sini. Lagian cuma labu kuning campur terigu, gula dan garam sedikit kok, semua orang pasti bisa membuatnya tanpa resep. Iya, kan? Iya dong! Heheheh.

Adonan yang terbentuk masih sedikit lengket di tangan, tapi saya memutuskan untuk tidak menambahkan terigu lagi, takutnya malah jadi keras tuh kue. Jadi kita membutuhkan terigu tambahan selama proses membulatkan adonan supaya adonan tidak lengket di tangan.

Saya memanggang kue ini di teflon dan membentuknya bulat pipih seperti roti gepeng. Hasilnya lumayanlah untuk pengganjal perut lapar. Saya bahkan tidak makan siang setelah makan kue ini beberapa buah karena kuenya bikin kenyang.

Kalau sudah boleh makan telur dan gorengan nanti, saya akan membuatnya lagi menggunakan telur dan juga membuatnya menjadi seperti Tara'jong, pasti rasanya mantap luar biasa. Mohon sampaikan saya ke masa itu ya Tuhan. Aamiin.

Semoga Menghibur. 😍

Komentar

  1. Sekali2 munculin foto Zahra donk mba.. eh walaupun sederhana kliata enak mba kue labu kuningnya..

    BalasHapus
  2. Iya, mbak Monic, lain kalau dia ikutan lagi, nanti saya foto. Saya juga nunggu fotonya Pipi alias Sophie lho, mbak.

    Cantik? Masa sih, mbak. Aduh makasih banyak pujiannya. Padahal fotonya biasa-biasa aja, tidak pakai properti seperti foto masakan mbak Monic yang cantik banget.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih banyak telah berkunjung dan membaca tulisan di Dapur Ima, semoga bermanfaat. Khusus bagi komentar yang tidak sesuai dengan topik, mohon maaf karena saya akan menghapusnya.

Paling Banyak Dibaca

Baking Powder dan Baking Soda