Jualan Kue Ulang Tahun (95, 96, 97 & 98)


Hai semuanya...
Apa kabar nih? Semoga semuanya dalam keadaan sehat selalu ya. Buat yang lagi sakit, semoga lekas sembuh. Aamiin.

Saya ucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman yang telah mengunjungi Dapur Ima dimanapun teman-teman berada. Saya merasa amat sangat bahagia sekali karena ternyata tulisan dan foto-foto saya di Dapur Ima ada yang suka.


Saya juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada mba Iin di Pasuruan Jawa Timur yang telah menjadi pengunjung setia Dapur Ima dan suka melihat foto-foto jualan kue ulang tahun yang saya bagikan. Saya tahu hal ini semalam ketika mba Iin berkomentar pada status Dapur Ima di Facebook. Senang banget deh rasanya dapat kenalan baru yang perhatian seperti mba Iin. Sekali lagi terimakasih banyak ya, mba Iin. Semoga foto-foto kue ulang tahun sederhana saya bisa menginspirasi mba Iin untuk membuat kue ulang tahun bagi putra bungsu mba Iin yang berulang tahun bulan April nanti.


Baiklah kita lanjutkan untuk bercerita tentang foto jualan kue ulang tahun yang saya bagikan kali ini. Foto pertama adalah jualan kue ulang tahun ke-97. Saya tampilkan fotonya di bagian pertama karena kuenya beda sendiri. Sayangnya hasil fotonya tidak natural lagi sehingga warnanya jadi kurang cantik.


Kue yang kedua pesanan dari langganan saya, Sriwahyuni. Kue tersebut diambil Senin malam yang lalu. Hari itu saya terima dua pesanan tapi yang satu saya batalkan karena saya kehabisan kotak kue. Saya cari di pasar, semua toko langganan saya juga kosong stoknya. Sementara sang langganan yang saya batalkan pesanannya juga, bersedia mencari kotak kue sendiri dan membawanya ke rumah. Duh, jadi tidak enak sama pelanggan karena kejadian ini. Selama kurang lebih 4 bulan jualan kue ulang tahun, baru kali ini nih kejadian seperti ini.

Kue ini saya selesaikan di bawah cahaya lampu otomatis karena sedang mati lampu. Fotonya pun jadi kurang bagus karena pake blitz

Kue ketiga pesanan hari Selasa dari pelanggan yang bernama Indri. Pesanan ini awalnya saya tolak karena belum punya kotak kue. Tapi Indri pun bersedia mencari kotak kue sendiri dan membawanya ke rumah, jadi saya pun bersedia membuatkan kue pesanannya.

Model bintang lagi. Biar sedikit beda, bintangnya saya kurangi

Kue terakhir yang dipesan oleh Lina, sudah dipesan jauh-jauh hari dan harus saya batalkan juga karena tidak punya kotak kue. Tapi, lagi dan lagi, seperti Sriwahyuni dan Indri, Lina pun bersedia membawa kotak kue sendiri ke rumah.


Emang ada ya pelanggan yang bawa kotak kue sendiri ketika beli kue ulang tahun? Ada. Mereka bertiga contohnya dan karena mereka membawa kotak kue sendiri, saya pun mengembalikan uang senilai kotak kue yang biasa saya beli. Saya kadang tertawa sendiri bila mengingat kejadian ini. Penjual kue macam apa ini? Masa kotak kue aja tidak punya? Ya seperti inilah bila modal yang digunakan cuma sedikit. Jadi beli bahan, peralatan dan perlengkapan kue juga sedikit.


Lalu, kue yang pertama di atas bagaimana ceritanya? Kue tersebut dipesan sejak hari Minggu dan langsung dibayar lunas pula. Jadi, hari Senin lalu saya cari kotak kue sampai dapat. Saya tidak membelinya dalam jumlah banyak karena harganya mahal dibandingkan dengan kotak kue yang biasa saya beli. Andai saja bedanya hanya sedikit, saya akan tetap beli, tapi ini bedanya jauh sekali dan kalau saya membelinya, saya pasti rugi. Ditambah lagi kotaknya tipis dan polos saja, tidak seperti kotak kue ulang tahun pada umumnya sehingga semakin tak tertariklah saya untuk membelinya.


Kepada semua yang telah memesan kue di atas, saya ucapkan banyak terimakasih atas pesanannya. Terimakasih juga karena telah bersedia membeli kotak kue sendiri dan membawanya ke rumah. Kalian luar biasa.

Sampai di sini dulu cerita saya hari ini. Semoga kotak kue yang saya pesan sudah datang hari ini agar tidak ada lagi pelanggan yang harus membawa kotak kuenya sendiri. Aamiin.

Salam,
Dapur Ima

Komentar

  1. pelanggan yang baik hati itu ya mba... bersedia membawa kotak sendiri, ah senangnya ya..

    semoga ke depan tidak terkendala lagi dengan orderan ya mba.. sukses terus buat mba Ima

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mba Monic. Senang sekaligus tidak enak hati harus jualan kue seperti itu.

      Aamiin.
      Makasih banyak mba Monic.
      Sukses slalu juga buat mba Monic dan kabar jualannya ditunggu lho.

      Hapus
  2. Cantik cakenya semua...semakin luwes mba Ima menghias cake..

    Rini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih banyak, mba Rini. Masih terus belajar dan belajar juga nih sampe sekarang. Senang bila sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya.

      Hapus

Posting Komentar

Terimakasih banyak telah berkunjung dan membaca tulisan di Dapur Ima, semoga bermanfaat. Khusus bagi komentar yang tidak sesuai dengan topik, mohon maaf karena saya akan menghapusnya.

Paling Banyak Dibaca

Baking Powder dan Baking Soda