Tulilling Mandar

Kali ini fotonya satu saja. Lagi kehabisan gaya, heheheh.

Tulilling. Ada yang pernah mendengar kata atau benda yang bernama Tulilling?

Tulilling adalah salah satu peralatan atau perlengkapan memasak. Terutama bagi yang memasak menggunakan kayu. Tulilling ini digunakan untuk meniup tumpukan kayu dalam tungku atau perapian agar kayu tersebut menyala saat kita memasak.

Tulilling terbuat dari bambu yang dalam bahasa Mandar disebut dengan "tarring". Diameternya kurang lebih 2 cm dan panjangnya kurang lebih 50 cm.

Tadi, setelah mengetik tiga paragraf di atas, saya dapat ide untuk berbagi foto Tulilling ini di grup masak Facebook Langsungenak dulu dan bertanya kepada anggota grup tentang Tulilling ini.

Alhamdulillah dapat respon positif dan saya jadi tahu sebutan untuk Tulilling ini di daerah lain. Terimakasih banyak buat teman-teman di grup LE yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu. Semoga sehat, bahagia dan sukses selalu buat teman-teman.

Tulilling ini di Banten, tepatnya di Pandeglang disebut Songsrong. Lalu di Sumedang, Jawa Barat atau dalam bahasa Sunda disebut Songsong. Di Yogyakarta dan Jawa Tengah disebut Semprong (mirip nama kue Semprong ya?). Di Tenggarong, Kutai Kartanegara Kalimantan Timur (wuih, lengkap amat nih?) disebut Ceropong dan di Toraja Sulawesi Selatan disebut Petue.

Masih adakah nama yang lain? Atau ada yang tahu Tulilling ini bahasa Indonesianya apa? Kalau masih ada nama yang lain, tulisan ini akan saya edit kembali.

Oh iya, saya membuat judul Tulilling Mandar bukan bermaksud untuk mengatakan bahwa Tulilling itu dari Mandar. Tapi, karena foto Tulilling ini diabadikan oleh saya sebagai orang Mandar, maka saya beri judul Tulilling Mandar.

Salam persatuan dan persahabatan dari Dapur Ima buat teman-teman di seluruh Indonesia.

Komentar

  1. Wah, baru tahu nama alat ini, padahal biasanya ,ertua juga pake.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Anisa di Malang kan? Mungkin di Malang namanya juga Semprong, Mbak.

      Hapus
  2. Di rumah nenek juga banyak alat ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang masih masak menggunakan kayu bakar, biasanya memang punya ini, Mbak.

      Hapus
  3. Lebih enak pakai tuliling, sebab lebih hemat ketimbang memakai gas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau saya yang disuruh milih, saya milih pake gas atau minyak tanah saja, Mbak. Niup si Tulilling bisa bikin kepala jadi pusing.

      Hapus
  4. Di toko-toko juga banyak yang jual alat ini.

    BalasHapus
  5. Wah, cocok nih buat tambahan kayu atau bambu biar makin menyala.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini bukan dijadikan kayu bakar, Mbak Tika. Ini alat tiup untuk memasak, heheheh.

      Hapus
  6. wah sudah lama sekali ga lihat alat ini, dulu waktu masih kecil pas di Palembang kalau main ke tetangga di belakang rumah suka masak pakai kayu, nah kalau ke sana saya pasti suka bantuin tiup api pakai alat ini, tapi saya lupa kalau di Palembang disebutnya apa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bunyinya lucu ya, Mbak? Tapi kalau niupnya lama trus kayunya tidak mau nyala dan malah semakin berasap, yang ada mata jadi perih, sesak napas dan jadi pusing, Mbak. Hehehe.

      Hapus
  7. Saya udh pernah liat tapi blum pernah niup.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe....
      Ini alat sudah mulai langka loh, Mas Aris. Orang yang tinggal di kota mungkin tidak pernah melihatnya.

      Hapus
    2. Waktu kecil dulu pernah liat di rmhnya eyang di desa.

      Hapus
    3. Kalau di desa masih banyak sepertinya, Mas.

      Di tempat Mas Aris namanya mungkin Semprong juga ya?

      Hapus
  8. Jadi inget jaman dulu, waktu nenek masih hidup, saat masak pakai semprong buat nyalain api di tungku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini yang difoto juga sudah puluhan tahun, Mas Andi. Dan sampai sekarang masih tetap digunakan.

      Hapus
  9. Bentuknya mirip seruling ya ...
    Aku baru lihat kali ini alat seperti ini, kak.
    Kalau dulu di rumah nenek buyutku di desa untuk membantu membesarkan api di perapian yang terbuat dari gundukan tanah, seingatku pakai potongan bambu berukuran cukup besar dengan cara ditiup juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mas Himawan. Di Facebook, temanku juga ada yang bilang gitu. Hehehe.

      Ini besar kok, Mas Himawan. Sebesar lenganku. Seruling kan diameternya paling cuma sekitar 1 cm.

      Hapus

Posting Komentar

Terimakasih banyak telah berkunjung dan membaca tulisan di Dapur Ima, semoga bermanfaat. Khusus bagi komentar yang tidak sesuai dengan topik, mohon maaf karena saya akan menghapusnya.

Paling Banyak Dibaca

Baking Powder dan Baking Soda