Bukan Tentang Dapur, Ini Tentang Ima

Yeeiiyy, alhamdulillah akhir bulan lagi. Jadi ingat zaman masih kerja, pasti udah ada sms dari 3355 alias pemberitahuan gaji bulanan telah masuk. Sekarang, semua berubah 360°. Saya yang dulunya bisa beli ini itu dan bikin ini itu, sekarang semuanya serba dibelikan dan disediakan sama orangtua dan saudara.


Aku yang dulu bukanlah yang sekarang
Dulu bekerja sekarang pengangguran
Dulu, dulu, dulu, ku bahagia
Sekaraaaaang juga bahagia
Nyanyi lagunya Tegar dengan lirik yang sudah dimodifikasi, heheheh.

Yah, apapun yang terjadi pada saya sekarang, itu terjadi karena izin Tuhan. Terlalu banyak dosa disertai pola hidup yang tidak sehat membuat saya sakit tak kunjung sembuh dan karena kondisi tersebut, saya harus ikhlas melepaskan pekerjaan yang sangat saya sukai.

Tidak bisa beraktivitas normal hampir setahun dan hanya bisa berbaring sejak November tahun lalu hingga sekarang pastilah hal yang sangat menyakitkan bagi saya yang tiap hari selama 5 tahun terakhir biasanya aktif bekerja. Tapi apa daya, memang itulah yang harus saya jalani. Saya harus bisa menjalaninya dengan kuat, ikhlas dan sabar.

Sakit yang saya derita memang unik, seunik orangnya. Dari berbagai pemeriksaan yang hasilnya normal-normal saja, lalu didiagnosa Kolitis, Hipotiroid Klinis, dan Suspect Lupus, sampai akhirnya terdiagnosa Limfoma dan Tumor Ovarium.

Diagnosa terakhir kemudian mengantar saya bertemu dengan meja bedah. Setelah dibedah, ternyata bukan Tumor Ovarium melainkan Usus Buntu yang pecah. Yah, secanggih apapun alat yang digunakan, tapi masih ada Tuhan yang Maha Segalanya.

Setelah operasi, kesabaran saya dan orang-orang di sekililing saya masih tetap diuji. Proses penyembuhan yang saya butuhkan lebih panjang dari biasanya. Menjelang Ramadan kemarin, kondisi saya sudah lumayan baik. Makanya saya mencoba jualan kue kering. Tapi ternyata, badan saya belum siap diajak beraktivitas, sehingga sampai sekarang saya hanya bisa setia berbaring manis sambil meringis sampai kasur mengempis, heheheh.

Bersama kesulitan ada kemudahan.
Meskipun saya tidak bisa beraktivitas seperti biasa, setidaknya saya bisa berbagi di Dapur Ima. Sehingga bila esok atau lusa saya dijemput Izrail untuk menghadap-Nya, saya punya kenang-kenangan di Dapur Ima.

Saya berharap tulisan saya di Dapur Ima bermanfaat bagi teman-teman pengunjung Dapur Ima. Saya juga mengucapkan terimakasih banyak kepada teman-teman yang telah mengunjungi Dapur Ima, semoga bahagia, sehat dan sukses selalu buat kita semua. :)

Komentar

Paling Banyak Dibaca

Baking Powder dan Baking Soda